Kenapa harus syariah? Sebenarnya jawabannya bisa sangat sederhana yaitu, kenapa enggak? Apakah ada masalah ketika yang kita gunakan adalah syariah?
Tidak ada yang dirugikan ketika skema syariah diterapkan khususnya dalam bidang keuangan. Bahkan sudah banyak studi yang menunjukkan bahwa keuangan syariah lebih tahan krisis moneter dibandingkan konvensional.
Lalu apa saja yang menjadi alasan kenapa keuangan syariah? Yuk kita bahas lebih lanjut
Hal ini disebabkan fokus keuangan syariah ada pada basis keadilannya. Dengan menerapkan skema bagi hasil membuat keuangan syariah lebih mampu bertahan.
Berbeda dengan konvensional yang menerapkan skema pinjaman berbasis bunga yang memiliki unsur ketidakadilan bahkan kalau boleh dikatakan kezhaliman yang tinggi.
Bagaimana tidak, dengan skema pinjaman berbunga, bunga yang tinggi bisa membebani debitur, meningkatkan risiko gagal bayar, dan memperparah krisis.
Istilahnya sudahlah jatuh tertimpa tangga.
Keuangan syariah mengharuskan setiap transaksi didukung oleh aset riil atau harus adanya underlying.
Dengan demikian, semua pembiayaan memiliki underlying asset yang jelas, sehingga mengurangi spekulasi dan ketidakpastian yang sering menjadi penyebab krisis moneter.
Ini berbeda dengan sistem konvensional yang memungkinkan terciptanya produk derivatif yang kompleks dan spekulatif.
Karena keuangan syariah lebih berfokus pada pembiayaan berdasarkan aset riil dan proyek-proyek yang nyata, maka ada kecenderungan lebih rendah untuk terjadinya gelembung ekonomi (economic bubbles). Ini membantu mengurangi volatilitas pasar dan meningkatkan stabilitas ekonomi.
Juga dalam hal pembagian risiko. Dalam keuangan syariah, risiko dibagi antara semua pihak yang terlibat dalam transaksi.
Misalnya, dalam kontrak mudharabah (bagi hasil), pemodal dan pengelola usaha berbagi keuntungan dan kerugian sesuai dengan porsi yang telah disepakati.
Ini berbeda dengan sistem konvensional di mana risiko lebih sering ditanggung oleh debitur saja.
Sistem keuangan syariah dirancang untuk lebih merata dalam distribusi kekayaan.
Instrumen seperti zakat, infak, dan wakaf berperan dalam redistribusi pendapatan dan mengurangi ketimpangan sosial, yang sering kali menjadi sumber ketidakstabilan ekonomi.
Bagaimana? Masihkah muncuk pertanyaan kenapa harus syariah? Penjelasan ini sudah sejatinya cukup untuk menggambarkan berbagai keunggulan keuangan syariah dibandingkan konvensional.
Tentu ini lebih masuk ke ranah rasional ketimbang hanya dijelaskan dengan dalil. Tentu dalilnya tetap perlu untuk diimani dan dipercayai sebagai bentuk ketakwaan seorang muslim tetapi bila tanpa dalil pun keuangan syariah seharusnya sudah masuk ke dalam rasional manusia sehingga tidak perlu lagi ada pertanyaan “kenapa harus syariah?”