Business Developer, Content Writer, Islamic Economic Enthusiasm
Istilah Vuca pertama kali hadir tahun 1987 pada bidang militer yaitu ketika terjadi kondisi yang penuh ketidak pastian dan secara dinamis mengubah situasi militer yang mana terjadi lack of information. Istilah ini kemudian digunakan sebagai sebuah term pada era bisnis sekarang. Secara sederhana, VUCA adalah sebuah kondisi dimana keadaan berubah begitu cepat dan mengalami lonjakan yang tidak terprediksi.
VUCA adalah sebuah akronim dari kata volatility, uncertainty, Complexity dan ambiguity. Pada artikel ini, kamu akan memahami lebih lanjut terkait konsep dasar VUCA tersebut.
Volatility
Volatilty, yaitu sebuah perubahan yang sangat cepat dan rentan. Segala sesuatu baik perusahaan, organisasi, ataupun pekerjaan akan menghadapi volatilitas ini. Pasar tidak sesederhana dahulu. Ia berdinamika sangat cepat. Katakanlah bila kamu hendak membuat sebuah restoran yang menyediakan mie ramen kemudian mie ramen tersebut mendapatkan pasar yang banyak. repeat order yang terjadi menunjukan hasil yang sangat bagus. Dalam waktu sehari, dua hari bahkan seminggu mie ramen kamu terus mengalami lonjakan pengunjung. Namun, beberapa hari setelahnya muncul beberapa resto yang juga menyediakan mie ramen. Kehadiran resto tersebut lama kelamaan membuat pasar mie ramen yang kamu sudah dapatkan beralih pada pesaingmu.
Hal tersebut bisa terjadi karena pasar melihat hal lain yang ada di resto tersebut yang tidak ada pada restomu. Ini juga terjadi pada merek gawai yang dahulu merajai pasar. Ia bernama Nokia. Mungkin kamu salah satu mantan penggunanya. Lihat bagaimana keadaan Nokia sekarang? Yap, ia kalah bersaing dengan mereka yang mampu merespon keadaan pasar yang sangat volatile.
Uncertainty
Uncertainty, yaitu sebuah ketidakpastian. Di masa sekarang kamu akan kesulitan untuk memprediksi pasar akan seperti apa. Salah satu contohnya adalah seven eleven. Siapa yang tidak mengenal retail mart yang satu ini. Selain menyediakan berbagai macam komoditas, mereka juga menyediakan tempat yang pas banget untuk nongkrong. Sayangnya pada akhirnya seven eleven harus menelan pil pahit karena tak mampu menghadapi ketidakpastian pasar
Complexity
Complexity, yaitu sebuah kerumitan. Ketika kamu hendak mengambil keputusan maka kamu harus mempertimbangkan banyak hal. Dahulu tatkala membuat keputusan misalnya saja dalam berbisnis. Biasanya hal yang menjadi pertimbangan adalah seberapa manfaat produk yang kamu tawarkan kepada customer. Selama produk yang kamu tawarkan bermanfaat bagi pembelimu maka dipastikan produkmu akan laku. Sayangnya hal tersebut tidak dapat diterapkan pada era sekarang. Banyak hal yang harus kamu pertimbangkan. Misalnya kehadiran teknologi, kompetisi dengan bisnis online, situasi politik, perubahan pola perilaku konsumen dan sebagainya. Intinya kamu harus melihat berbagai macam perspektif untuk membuat bisnismu dapat bertahan di era VUCA ini.
Ambiguity
Ambiguity adalah sebuah kerancuan. Apa yang kamu kerjakan dahulu akan berbeda hasilnya dengan apa yang kamu kerjakan pada saat ini meskipun pola kerjanya sama. Begitulah ambiguity. Bisnis ataupun pekerjaan sekarang memang sudah serba rancu. Kalau dulu sesuatu dapat ditentukan secara sederhana semisal bila ada sebuah masalah A maka rumus penyelesaian dari masalah tersebut adalah B. Sekarang tidak dapat seperti itu. Perlu dirumuskan secara complicated agar dapat menyelesaikan masalah yang dimaksud. Contoh dari kasus ambiguity, adalah persaingan antara kereta malam dan bis malam. Pada mulanya, bis malam tidak akan merasa bahwa kereta malam akan menjadi pesaingnya karena dilihat dari bentuk moda transportasinya saja sudah berbeda. Namun, lama kelamaan bis malam itu menyadari bahwa kereta malam menjadi pesaingnya. Hal tersebut dilihat dari berpindahnya pengguna bis malam menjadi pengguna kereta malam. Disadari bahwa banyak faktor yang mengakibatkan hal tersebut. Diantaranya kenyamanan, kecepatan dan faktor lain seperti jalanan yang dilalui bis malam tersebut mengalami kerusakan dan lain-lain.